Ketentuan Dasar Angka Ukuran (Dimensioning)

Didalam gambar teknik, kejelasan dan ketepatan penulisan ukuran sangatlah penting. Walaupun di dalam melakukan pengukuran sangat mungkin terjadi kesalahan dan menyebabkan hasil pengukuran yang tidak absolut karena keterbatasan dari berbagai macam faktor. Hasil pengukuran yang akan ditulis merupakan hasil yang dianggap paling benar atau paling mendekati dengan harga geometris objek ukur. 

Penulisan suatu ukuran harus ditulis dengan tepat dan sesuai dengan standar gambar teknik agar memudahkan orang Iain dalam membaca ukuran yang dibuat. Kurangnya wawasan tentang penulisan ukuran sesuai standar gambar teknik dapat menyebabkan kesalahan dalam membaca ukuran. Hal ini tentu tidak diharapkan terjadi. Untuk itu, untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dalam penulisan ukuran,  mari pelajari lebih detailnya dalam bab ini. 

pemberian nilai-nilai ukuran pada suatu bagian benda harus mempunyai tujuan yang jelas agar tidak menimbulkan salah tafsir. Oleh karena itu, semua bagian-bagian dalam gambar harus dijelaskan secara detail agar gambar tersebut dapat dengan mudah dipahami oleh orang lain. Penempatan ukuran suatu objek dapat dilakukan pada masing-masing bagian dengan menggambarkan penunjukan ukuran menggunakan garis sumbu. 

Hal lain yang perlu diingat selain ketentuan dasar angka ukuran adalah ketentuan dasar gambar proyeksi. Menurut ISO (ISODIS) 128 menetapkan bahwa gambar proyeksi pada kuadran l (Eropa) dan gambar proyeksi pada kuadran lll (Amerika) dapat digunakan sebagai gambar kerja dengan syarat kedua macam proyeksi tersebut tidak dipakai secara bersama-sama dalam satu gambar kerja. 

Gambar kerja merupakan pandangan-pandangan, potongan, atau irisan yang harus memperhatikan kaidah-kaidah bidang proyeksi Eropa atau pun proyeksi Amerika yang dapat memberikan informasi tentang bentuk benda secara keseluruhan dan karena itu penuh’san ukuran pada benda kerja harus dituliskan secara lengkap dan benar. Suatu gambar dapat dilaksanakan oleh pelaksana pekerjaan, apabila memenuhi ketentuan ukuran sebagai berikut. 

Suatu gambar dapat dilaksanakan oleh pelaksana pekerjaan, apabila memenuhi ketentuan ukuran sebagai berikut. 

1. Menggunakan garis bantu batas benda. 
2. Antara garis ukur diberi jarak agar pembacaan lebih jelas. 
3. Menggunakan garis ukur yang dilengkapi dengan tanda panah 

pada bagian ujung atau tanda yang lain seperti pada tabel berikut. 

Tabel 6.1 Penggunaan garis ukur berdasarkan garis tepi.


Gambar 6.2 Berbagai macam garis pada gambar

1. Tinggi dan Arah Angka Ukur 


Angka ukur dan huruf-huruf harus dapat dibaca dengan jelas, baik pada gambar asli maupun pada gambar salinan yang diperkecil. Ketentuan dalam menuliskan tinggi dan bentuk-bentuk angka ukur dan huruf-huruf sudah diatur dalam ISO 3098. Beberapa ketentuan yang perlu diketahui, yakni sebagai berikut. 

  • Angka-angka dan huruf-huruf harus diletakkan di tengah dan di atas garis ukur, serta diberi jarak sedikit, artinya tidak berimpit dengan garis ukur. Tujuannya untuk mempermudah dalam membaca gambar. 
  • Ukuran harus dapat dibaca dari arah bawah gambar, artinya ukuran horizontal harus terletak di atas garis ukur. 
  • Ukuran harus dapat dibaca dari arah kanan gambar, artinya ukuran vertikal harus terletak di samping kiri garis ukur. 
  • Sebisa mungkin ukuran-ukuran tidak diletakkan di dalam bagian yang diarsir. 
Gambar 6.3 (a) ukuran pada garis miring dan (b) ukuran pada sudut

2. Jarak antara Garis Ukur 


Syarat-syarat pemberian garis ukur ditentukan seperti berikut. 
  • . Garis ukur yang sejajar dan cukup banyak dibuat jarak yang sama dengan yang lain. 
  • . Upayakan garis ukur tidak berpotongan dengan garis bantu. 
  • . Ketebalan garis ukur lebih tipis dari garis gambar. 
Pada umumnya garis ukur tegak lurus terhadap garis bantu. Namun, pada keadaan tertentu garis bantu dapat dibuat miring sejajar atau paralel. Perhatikan gambar berikut. 



Gambar 6.4 Berbagai macam pemberian garis ukur pada gambar. 

Keterangan: 

A: Garis ukur yang sejajar. 
B: Garis bantu yang berpotongan (tidak dapat dihindarkan). 
C: Garis sumbu yang digunakan sebagai garis bantu. 
D: Garis ukur yang terpendek diIetakkan pada bagian paling dalam. 
E : Penempatan angka ukuran pada garis ukur yang sempit. 


3. Letak Angka Ukur 

Berbagai macam perletakan angka pada garis ukur dapat diperhatikan pada tabel berikut. 

Tabel 6.2 Letak angka pada garis ukur


4. Model Anak Panah 

Anak panah pada garis ukur mempunyai model yang berbeda beda seperti contoh berikut. 

Tabel 6.3 Model anak panah garis ukur. 

Belum ada Komentar untuk "Ketentuan Dasar Angka Ukuran (Dimensioning)"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel