Langkah Menggunakan Silinder Bore Gauge

Alat ini juga bukan merupakan alat ukur secara murni karena membutuhkan alat ukur lainnya dalam pengukuran. Untuk menjadi alat ukur, alat ini harus dikalibrasi atau diset terlebih dahulu agar hasil pengukurannya dapat sesuai atau akurat. Rangkaian antara dial indicator, batang penerus, dan jarum peraba adalah suatu rangkaian yang harus diset sedemikian rupa sehingga ketiganya akan menjadi alat ukur silinder bore yang teliti untuk pengukuran. 

Dial silinder bore gauge terbagi menjadi dial indicator atau dial gauge. Pada bagian ujungnya berfungsi untuk membaca hasil ukuran pada benda yang diukur. Biasanya alat ini digunakan untuk mengukur silinder liner sebuah engine, dalam menentukan apakah sudah aus, sudah tidak bulat lagi, ataupun sudah berbentuk tirus. Pada ujung lainnya, terpasang jarum perasa atau peraba yang berfungsi untuk meraba kedua sisi diameter sebuah silinder dan untuk mengukur besar diameter silinder tersebut. Pada bagian tengahnya adalah batang yang menghubungkan antara jarum peraba dengan dial indicator yang khusus untuk alat ini. Lihat dan perhatikan Gambar 5.45 yang menunjukkan sebuah dial silinder bore gauge. Sisi jarum peraba pada ujung yang satu adalah spindle yang dapat diganti-ganti dengan ukuran yang berbeda-beda sesuai dengan panjang yang telah ditentukan, di antaranya adalah sebagai berikut. 

a. Ukuran untuk silinder antara 25-50 mm. 
b. Ukuran untuk silinder antara 50-75 mm. 
c. Ukuran untuk silinder antara 75-100 mm. 

Demikian seterusnya, dengan berselang 25 mm hingga ukuran maksimal yang memang sudah ditetapkan oleh pembuatnya. 

Pada bagian spindle, masih dilengkapi dengan SIM sebanyak 3 buah dengan ketebalan masing-masing adalah 1 mm, 2 mm, dan 3 mm. Biasanya alat ini terdiri atas berbagai ukuran yang dikemas dalam kotak kayu atau kotak besi. Sebelum melakukan pengukuran' perlu diketahui terlebih dahulu ukuran dari silinder liner yang akan diukur agar dapat menentukan ukuran dial silinder bore gauge sesuai kebutuhan dengan tepat. Sebagai contoh, silinder liner yang akan diukur berdiameter antara 115-120 mm, maka ambil dial silinder bore gauge yang mempunyai ukuran 100-125 mm. Spindle yang sudah disediakan dalam kotak mempunyai ukuran yang berbeda-beda dan masing-masing mempunyai selisih adalah 5 mm. Misalnya, untuk dial silinder bore gauge 100-125 mm, maka disediakan spindle berukuran 100 mm, 105 mm, 110 mm, 115 mm, dan 120 mm. 

Agar dial silinder bore gauge ini dapat berfungsi untuk mengukur silinder liner, maka harus dilakukan penyetelan sebagai berikut. 

  • a. Ukur silinder liner dengan menggunakan mistar sorong, misalnya terbaca 107 mm. 
  • b. Ambil kotak silinder gauge berukuran 100-125 mm. 
  • c. Pasang dial indicator pada batang dial silinder bore gauge hingga jarum pada lingkaran kecil berada di tengah antara angka 2-3. 
  • d. Kencangkan baut pengencang dial indicator dengan jari tangan dengan cukup kuat agar dial indicator dan batang penghubung tidak goyang. 
  • e. Ambil spindle yang berukuran 105 mm dari dalam kotak kayu. 
  • f. Sebelum spindle dipasang, tambahkan SIM ukuran 2 mm di belakang spindle. 
  • g. Pasang spindle berukuran 105 mm dan ring 2 mm ke tempatnya. 
  • h. Kencangkan ring penguncinya dengan jari hingga cukup kuat. 
  • i. Putar rangka silinder indicator dan tepatkan angka nol ke jarum panjang indicator. 
  • j. Masukkan dial silinder bore gauge ke dalam silinder liner yang akan diukur.
  • k. Jadi dengan dipasangnya spindle 105 mm ditambah ring SIM tebal 2 mm, serta disetnya dial Indicator pada angka nol (tepat jarum panjang), maka pada kedudukan angka nol menunjuk pada ukuran 107 mm. Sehingga pada saat dial silinder bore gauge dimasukkan ke dalam silinder liner, apabila jarum bergerak ke kanan, berarti silinder liner dalam keadaan menyempit sehingga Anda tinggal membaca kedudukan jarum. Misalnya pada angka 23, maka berarti hasil pengukuran saat itu menunjukkan 107 mm 0,23 mm = 106,77 mm. Begitupun sebaliknya, ketika dial silinder bore gauge dimasukkan ke dalam silinder liner dan jarum justru bergerak ke kiri, berarti silinder liner pada kondisi melebar. Misalnya, jarum menunjuk pada angka 34 sebelah kiri angka nol, berarti pengukuran pada daerah tersebut adalah 107 mm + 0,34 mm = 107,34 mm. Untuk dapat memahami hal ini, coba kalian lepas dial silinder gauge dan tekan/kendurkan jarum bebas. Perhatikan bahwa saat jarum bebas Anda tekan, maka jarum akan bergerak ke kanan, atau sebaliknya pada saat dilepas jarum akan bergerak ke kiri. Hal ini berarti saat jarum ke kanan kondisi silinder liner menyempit (D -) dan saat bergerak ke kiri kondisi silinder liner melebar (D +). 

B. Pemasangan dial silinder bore gauge 

  1. Usahakan tegak lurus. 
  2. Cari diameter yang terlebar agar memperoleh pengukuran yang tepat. 
  3. Ukur pada tempat-tempat yang telah ditentukan, misalnya bagian atas, bagian tengah, dan bagian bawah. 
  4. Lakukan Juga Pengukuran secara melintang
  5. Catat hasil pengukuran dan Buat Kesimpulan
  6. Lakukan juga pengukuran secara melintang. Catat hasil pengukuran dan buat kesimpulan. Lihat contoh pengukuran pada Gambar 5.48. 
B. Langkah pengukuran menggunakan dial silinder bore gauge 
  1. Lakukan pengukuran secara horizontal (X) dan vertikal (Y). 
  2. Lakukan pengukuran secara mendatar (X1, X2, X3) dan melintang (Y1, Y2, Y3). 
C. Kesimpulan hasil pengukuran 
  1. Untuk keovalan, bandingkan antara sumbu X dan sumbu Y. 
  2. Untuk ketirusan, bandingkan antara sumbu X dengan X2 dan X3, serta Y dengan Y2 dan Y3. 
  3. Untuk keausan, hasil pen3gukuran dikurangi ukuran standar dan biasanya disebut dengan oversize. 
D. Kesimpulan keovalan 

Jika X1 < Y1, oval ke atas. Jika X2 < Y2, oval ke atas. Jika X3 < Y3, oval ke atas. 

E. Kesimpulan ketirusan 

Jika X1 < X2 < X3, tirus ke atas. Jika Y1 < Y2 < Y3, tirus ke atas.  Untuk mengetahui tingkat keausan dari silinder yang telah  diukur, kurangkan hasil pengukuran dengan ukuran standar dari buku manual, sehingga akan diperoleh tingkat keausan dari silinder liner yang diukur.Dari hasil pengukuran baik keovalan, ketirusan, maupun keausan, maka tidak Ianjut hasil pengukurannya adalah penentuan pekerjaan selanjutnya yaitu sebagai berikut. 
  • a. Apabila nilai salah satu hasil pengukuran terdapat selisih angka mendekati 0,25 mm, maka perlu dilakukan tindakan oversize I, yaitu liner perlu dikorter hingga +0.25 mm dari ukuran standarnya. Selain itu, piston serta ring pistonnya diganti dengan ukuran oversize I. 
  • b. Apabila nilai salah satu hasil pengukuran terdapat selisih angka melebihi 0,25 mm dan mendekati angka 0,50; maka perlu dilakukan korter pada silinder Iiner-nya pada ukuran +0.50 mm atau tindakan oversize ll, yaitu liner dikorter hingga tingkat +0.50 mm, serta piston dan ring pistonnya diganti dengan ukuran oversize ll atau +0,50 dari ukuran standarnya. 
  • c. Di pasar disediakan onderdil pengganti sampai oversize IV, meskipun onderdil ini sudah bukan original lagi. 
  • d. Namun sebaiknya apabila sudah sampai ukuran oversize III, dikembalikan pada standarnya Iagi yaitu dengan penggantian liner atau dilakukan sock liner. 

Belum ada Komentar untuk "Langkah Menggunakan Silinder Bore Gauge"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel