Sensor Pada Diesel Common Rail
1. Sensor Akselerator
Terdapat dua tipe sensor akselerator, yaitu sensor posisi pedal akselerator dan sensor posisi throttle (Throttle Position Sensor).
a. Sensor posisi pedal akselerator
Sensor posisi pedal akselerator menjadi satu dengan pedal akselerator. Sensor ini menggunakan elemen hall untuk mendeteksi sudut bukaan akselerator. Tegangan yang dihasilkan adalah linear (berbanding lurus) dengan sudut bukaan akselerator (gas). Hal ini dapat dideteksi pada terminal output yang dapat mengeluarkan tegangan antara 0-5 volt.
b. Sensor posisi throttle (Throttle Position Sensor)
Sensor posisi throttle (Throttle Position Sensor) dipasangkan pada venturi. Sensor ini menggunakan variabel resistor. Ketika pedal gas tidak diinjak. throttle tertutup sehingga tegangan keluaran (VA) bernilai mendekati 0 volt. Sakelar idle tertutup untuk memberi informasi ke ECU untuk mengondisikan mesin agar putarannya idle.
Ketika pedal gas diinjak, nilai resistansi antara terminal VA dan E2 bertambah, sehingga muncul tegangan tertentu di terminal VA. Tegangan ini sebagai informasi ke ECU seberapa besar sudut bukaan throttle.
2. Sensor Putaran Mesin
Beberapa istilah sensor putaran mesin adalah Crankshaft Position Sensor (CKP) atau sensor NE. Mesin common mil (EFl-diesel) menggunakan Crankshaft Position Sensor untuk mendeteksi putaran mesin seperti pada sistem EFI mesin bensin. Sensor ini dipasang pada blok mesin. Selain itu. beberapa mesin juga ada yang berfungsi mendeteksi posisi referensi sudut poros engkol dalam bentuk sinyal Top Dead Center (TDC).
Gambar 7.14 Sensor putaran mesin.
Gambar 7.15 menjelaskan hubungan antara rotasl rotor dan gelombang yang dlhasllkan. ECU menghitung jumlah pulsa yang dikirim untuk mendeteksl kecepatan mesin. ECU juga mendeteksi sudut referensi darl bagian glgl rotor yang dihilangkan.
3. Camshaft Position Sensor (CMP)
Camshaft Position Sensor (CMP) atau sensor G digunakan pada beberapa jenis mesin untuk menggantlkan poslsl referensl sudut poros engkol. Sensor CMP lnl mendeteksl dalam bentuk slnyal G. Timing trigger yang terpasang pada timing sprocket mendeteksl posisi camshaft dengan cara menglrlm satu slnyal untuk setiap duo kali putaran poros engkol. Pada Gambar 7.16, dapat d|||hat poslsl sinyal pada Camshaft Position Sensor.
Gambar 7.16 Sinyal sensor posisi camshaft.
4. Sensor Tekanan Turbo
Sensor ini dihubungkan ke intake manifold melalui selang udara dan aktuator Vacuum Switch Valve (VSV) yang berfungsi untuk mendeteksi tekanan intake manifold.
5. Sensor Temperatur Air, Sensor Tempetatur Udara Intake, dan Sensor Temperatur Bahan Bakar
Terdapat tiga tipe sensor temperatur yang digunakan untuk mengontrol diesel common rail, yaitu sensor temperatur air, sensor temperatur udara intake, dan sensor temperatur bahan bakar.
- a. Sensor temperatur air dipasangkan pada blok mesin untuk mendeteksi temperatur pendingin mesin.
- b. Sensor temperatur udara intake dipasangkan pada pipa intake mesin untuk mendeteksi temperatur udara yang masuk.
- c. Sensor temperatur bahan bakar dipasangkan pada pompa untuk mendeteksi temperatur bahan bakar.
Setiap tipe sensor temperatur merupakan termistor (thermal resistor) yang resistansinya berbeda sesuai dengan temperatur dan karakteristiknya, seperti ditunjukkan pada Gambar 7.18
Gambar 7.18 (a) Termistor, (b) Karakteristik termistor.
6. Sensor Tekanan Bahan Dakar
Sensor tekanan bahan bakar digunakan untuk mendeteksi tekanan bahan bakar pada bagian common rail. Dari sensor ini, ECU mengontrol Suction Control Valve (SCV) untuk menghasilkan tekanan yang diinginkan sesuai dengan kondisi mengemudi.
Gambar 7.19 Karakteristik sensor tekanan bahan bakar
7. Air Flow Meter/Air Flow Sensor
Air flow meter tipe hot wire digunakan oleh diesel common rail untuk mendeteksi volume udara masuk.
Belum ada Komentar untuk "Sensor Pada Diesel Common Rail"
Posting Komentar