Praproduksi Video

Sering kali Anda menikmati tontonan drama, sinetron, film laga, hingga kartun animasi di Iayar televisi. Film yang ditayangkan di televisi terkadang membuat para penontonnya menjadi terhipnotis hingga terbawa perasaan seolah-olah sedang ' menjadi pelaku utamanya. Misalnya, mm animasi kartun yang disiarkan secara kontinu dalam episode-episode yang saling mengaitkan satu sama lain. Dampak psikologis dari mm tersebut dapat dibawa para penontonnya dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya poster, baju, kaos, serta simbol yang dipakai seharihari. Artinya, film tersebut telah sukses merebut hati para penontonnya, entah karena ceritanya yang menarik, unik, saling terkait, dan yang paling penting adalah teknologi video yang ditampilkannya. 

Apa itu video? Video adalah sebuah teknologi digital yang merupakan gabungan/kombinasi satu atau Iebih gambar digital (mati) yang ditata ulang, diproses, ditransmisikan sehingga membentuk gerakan atau motion dalam waktu dan frekuensi kecepatan tertentu. Gambar-gambar yang dikombinasikan dan digerakkan dalam satuan waktu tertentu disebut sebagai frame dengan kecepatan motion gambar disebut frame rate dengan satuan fps. Biasanya, ketika sebuah video dirilis dan ditayangkan, selalu disertai dengan tile audio. 

Saat ini, teknologi video dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu sebagai berikut. 

1. Video Analog 

Video ini merupakan video yang terdiri atas susunan gelombang kontinu dengan beragam variasi atau nilai sinyal dalam batasan maksimal dan minimal yang telah ditentukan sesuai standar. Teknologi analog ini paling sering digunakan dalam melakukan siaran televisi, meskipun sekarang sudah mulai beralih ke mode televisi digital dengan resolusi gambar dan kualitas yang Iebih baik. Berikut adalah jenis format tile pada video analog. 

a. Format encoding, seperti PAL, SECAM, NTSC, Composite  Video, Component video, S-Video, dan RGB.
 
b. Format video kaset, misalnya VERA (BBC), Ampex, U-Matic. Betacam, Betamax, Betacam SP, VHS, VHS-C, S-VHS, Video 2000, Hi8, dan 8mm tape. 

2. Video Digital 

Televisi digital menggunakan sinyal digital (0 d3“ 1) yang dapat berupa titik-titik pasti dalam sebuah Interval yang merepresentasikan data digital berupa gambar bergerak dan dukungan file lain, seperti audio, teks, dan lainnya. Ciri utama teknologi ini adalah proses perekaman, pengolahan, dan output yang dihasilkan menggunakan perangkat digital, seperti komputer, laptop, PDA, atau ponsel pintar. Berikut adalah bentuk-bentuk format tile video yang dapat dijalankan pada perangkat digital seperti komputer, antara Iain ASF (Advanced Streaming Format/Advanced System Format), 3ivx, AVI (Audio Video Interleaved). MJPEG (Motion JPEG), MPEG, Divx, OGM (099 Media File), RealVideo, RealMedia, Quicktime, WMV (Windows Media Video), Matroska, BGP (Third Generation Partnership Project). 362 (3GPP2 format file), VOB, flash video, SWF (Shockwave Flash), H264, DVDRip, RS, CAM, DVDScr, BIuray/HD, mHD, Workprint, dan VCD. 

Visualisasi konten tayangan gambar dalam sebuah video dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu sebagai berikut. 

  1. 20 atau 2 dimensi, menyoroti atau menayangkan gambar dengan dua sisi dimensi, dari sudut pandang X dan Y. 
  2. 3D atau 3 dimensi, menampilkan ilustrasi benda atau objek menggunakan pencitraan 3 dimensi atau 3 sudut pandang (X, Y, Z). Teknologi ini cukup populer dan paling digemari dalam dunia perfilman karena gambar yang dihasilkan Iebih detail. 

Jika dilihat dari model tayangan video yang divisualisasikan, akan diperoleh dua model visualisasi, yaitu statis dan dinamis. Statis Iebih mengarah pada penayangan gambar mati atau diam seperti spanduk, poster, pamflet, flyer, dan 30 still image. Sementara itu, konten visualisasi ZD dan BD dapat dikategorikan dalam visualisasi dinamis. seperti film, video animasi, videotron, iklan di televisi, dan lainnya. 

Keterkaitan materi pembuat video dalam mata pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital ini adalah tentang gagasan untuk memecahkan sebuah permasalahan (terkait dengan mata pelajaran di sekolah) dalam bentuk video yang dapat dipresentasikan, hingga digunakan sebagai sarana media pembelajaran. 

Adapun karakteristik sebuah video yang dijadikan media presentasi dalam bahan pelajaran harus memiliki beberapa aspek seperti berikut. 

1. Memaparkan permasalahan yang terjadi (tema pokok yang diangkat). 
2. Menawarkan ide sebagai solusi penyelesaian masalah. 
3. Mengemas dalam bentuk jasa atau produk jadi. 
4. Menguraikan sistematika tahapan proses kerja dari ide yang dipaparkan. 

Agar video yang diproduksi dapat diterima oleh para penonton serta mampu menyampaikan pesan-pesan moral serta memengaruhi pikiran dan emosional penonton, perlu diperhatikan hal-hal berikut. 

  1. Memiliki konsep naskah jelas dan alur cerita yang dapat diterima oleh akal pikiran. 
  2. Harus mengemukakan awalan berupa masalah yang menjadi penyebab munculnya cerita dalam video dan akhir cerita yang menggambarkan kesimpulan tema. 
  3. Harus menjaga urutan cerita secara naratif, deskriptif dan jika perlu disertai penjelasan (explanatory). 
  4. Sebaiknya narasi yang disertakan dalam video, yaitu singkat, jelas, merepresentasikan tema, dan tidak terlalu mendominasi video. 
  5. Alangkah baiknya jika menggunakan beberapa referensi seperti jurnal, kesaksian pakar atau ilmuwan, dan kajian riset sebelumnya apabila tema yang diangkat adalah berupa jasa atau produk jadi. 
  6. Pada beberapa kasus, bagi pemula yaitu berkecimpung dalam teknologi video, sebaiknya tidak menggunakan metode perekaman gambar yang kompleks atau sulit. Sederhana saja, tetapi mewakili konsep ide yang digagasnya serta terjamin kualitas gambarnya. 
Istilah pra-produksi video sering digunakan oleh tim-tim produsen perfilman sebagai tahapan persiapan yang meliputi hal-hal berikut. 

1. Ide atau Gagasan 
Ide merupakan pondasi penting terciptanya skenario cerita yang akan divideokan. Berawal dari sebuah masalah yang ditemukan, kemudian diidentiflkasi dan dianalisis untuk dibuatkan solusi berupa gagasan/ide yang didokumentasikan dalam bentuk video. 

2. Sinopsis 
Sinopsis adalah alur atau rangkaian peristiwa/cerita yang dituliskan dalam bahasa yang sederhana, jelas, tidak memunculkan perbedaan persepsi atau makna cerita, dan tidak terlalu panjang. Sinopsis cenderung menggambarkan cerita pendek atau resume cerita. Dalam pembuatannya, penulis dapat juga menyisipkan mode dramaturgi yang merepresentasikan situasi dan faktor emosi dalam cerita, seperti tangisan, kebahagiaan. kesedihan, dan keceriaan. 

3.Naskah 
Setelah membuat Sinopsis cerita yang diangkat dalam video, selanjutnya adalah mengembangkannya menjadi rangkaian drama atau cerita yang urut. Naskah dapat ditulis dalam bentuk teks sebagai pendukung narasi percakapan aktor atau pelaku cerita. Selain itu, dapat dilengkapi dengan adegan per adegan dalam bentuk stage gambar yang menyimulasikan tahapan adegan dalam video. Jenis naskah yang ditulis dapat berupa cerita (drama, sinetron, film), noncerita, berita, dokumenter, reality show, hiburan musik, DrOpaganda, iklan, dan Iainnya. 

Contoh naskah drama: 

a. Masalah 
“Bagaimana Melakukan Pemantauan Jaringan dengan Mudah dan Cepat?” 

b. Ide atau gagasan 
“Membuat skenarlo siswa yang kebingungan mengerjakan tugas kelompok dari gurunya untuk memantau traflk data jaringan di laboratoriumnya" 

c. Sinopsis 
“Riza terperanjat melihat halaman web base yang berisi graf1k dan diagram lalu lintas data jaringan di Iayar monitor Abi Permana (teknisi jaringan di sekolah), akhirnya Riza meminta private class kepada Abi untuk dapat mengatur web monitoring tersebut. Hal tersebut bertujuan menyelesaikan tugas dari gurunya”. 

d. Naskah 
INT.          : Laboratorium Komputer WAN 
Pelaku      : Abi, Riza 
Intro         : ”Waktu menunjukkan pukul 10.00 WIB.TIba saatnya bagi anak TKJ untuk istirahat pada jam pertama. Riza keluar ruangan dengan muka Iesu tidak bersemangat. Tak sengaja ketika membuka pintu laboratorium, ia menyenggol pundak Abi yang hendak masuk ruang server di sebelah utara laboratorium komputer yang tersekat dengan pemisah kaca.” 

Terdapat beberapa kaidah yang perlu diperhatikan ketika 

menulis sebuah naskah drama yang akan direkam menjadi sebuah video, yaitu sebagai berikut. 

  1. Menggunakan Scene Heading yang memberikan penjelasan latar belakang tempat terjadinya dialog dalam drama video. Sebagai contoh, INT. Ruang Dapur yang berarti interior di ruang dapur. Jika EXT. Taman Rumah, berarti eksterior di taman halaman rumah. 
  2. Penulisan dialog drama harus dimulai dengan nama aktor pelaku percakapan. 
  3. Penulisan dialog yang dilontarkan aktor harus diawali dan diakhiri dengan tanda baca petik dua (”). 
  4. Penulisan menggunakan tanda kurung, jika aktor harus memeragakan mimik wajah tertentu. 
  5. Ketika terjadi Ianjutan adegan babak yang merupakan kelanjutan seri sebelumnya, harus ditulis terpisah. 
  6. Biasakan menggunakan prolog (pengantar cerita) dan epilog (penutup cerita). 

Setelah penulisan naskah selesai, ketika dilakukan pengambilan gambar dan perekaman adegan, diperlukan storyboard. Storyboard adalah sketsa gambar yang merepresentasikan sikap, akting, dan dialog pemeran cerita yang berurutan sesuai dengan naskah yang ditulis. Tujuannya agar dapat memberikan alur cerita, baik kepada aktor maupun pembacanya. Dalam pembuatan storyboard, tidak ada ketentuan standar yang dapat dijadikan pedoman, tetapi harus mewakili setiap detail informasi yang dibutuhkan oleh adegan. 

FILM STORYBOARD


Gambar 6.88 Film Storyboard
Penjelasan: 
  • Production : menjelaskan nama produksi film atau video yang sedang dibuat. 
  • Date : tanggal pengambilan atau perekaman. 
  • Director : nama sutradara. 
  • Scene : adegan yang dilakukan, biasanya ditunjukkan dengan nomor adegan sesuai dengan urutan naskah. 
  • Frame : nomor perekaman gambar (sangat berguna ketika melakukan editing video, misalnya penggabungan)
  • Sound : penomoran perekaman efek audio yang terkadang disertakan sebagai backsound sebuah adegan dan perekaman percakapan dalam video. 
  • Time : waktu pengambilan atau perekaman adegan.  
  • Script : berisi catatan, baik tentang nomor dialog dalam naskah. petunjuk gerakan tertentu, perubahan-perubahan adegan, atau lainnya.

Belum ada Komentar untuk "Praproduksi Video"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel